Selasa, 11 Oktober 2011

Faktor Penyebab Ghuruur : Menganggap Sebagai Manusia Suci

Sebagai manusia tentunya tidak ada yang tidak memiliki dosa atau bersifat ma'shum (terpelihara dari dosa). Secara implisit Allah Ta'ala telah menyinggung hal ini lewat firman-Nya:
إِنَّ الَّذِينَ هُم مِّنْ خَشْيَةِ رَبِّهِم مُّشْفِقُونَ ﴿٥٧﴾ وَالَّذِينَ هُم بِآيَاتِ رَبِّهِمْ يُؤْمِنُونَ ﴿٥٨﴾ وَالَّذِينَ هُم بِرَبِّهِمْ لَا يُشْرِكُونَ ﴿٥٩﴾ وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوا وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ ﴿٦٠﴾ أُوْلَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ ﴿٦١﴾
"Sesungguhnya orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka, dan orang-orang yang beriman terhadap ayat-ayat Tuhan mereka, dan orang-orang yang tidak mempersekutukan Tuhan mereka (dengan sesuatu apapun), dan orang-orang yang memberi apa yang telah mereka berikan dengan hati yang takut (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka." (QS. Al-Mu'minun [23] : 57-61)
Sayyidah Aisyah ra telah mengangkat pertanyaan tentang maksud ayat diatas kepada Rasulullah saw.
"Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan ayat Allah yang berbunyi, 'Dan orang-orang yang memberi apa yang telah mereka berikan dengan hati yang takut' adalah mereka yang mencuri, berzina, minum-minuman keras, tetapi mereka takut kepada Allah?" Rasulullah saw menjawab, "Tidak demikian, wahai putri Ash-Shiddiq. Maksudnya ialah orang yang mengerjakan shalat, berpuasa, bersedekah, tetapi ia takut (kalau amalnya tidak diterima) Allah." (HR. Tirmidzi)
Rasulullah shallahu alaihi wassalam menjelaskan bahwa yang harus menjadi sandaran bagi kita atas semua pekerjaan kita adalah fadhilah (keutamaan) Allah dan rahmat-Nya, bukan kepada bentuk amalnya. Sebagai sabda beliau:
"Kamu tidak akan selamat hanya oleh amalanmu belaka". Mendengar hal itu para sahabat bertanya, "Apakah hal demikian berlaku pula pada engkau, wahai Rasulullah?" Rasulullah menjawab, "Ya, akupun demikian, kecuali Allah melingkupiku dengan rahmat-Nya, waktu pagi dan sore hari, dan sebagian dari waktu malam, niscaya engkau akan sampai ke tujuan." (HR. Bukhari dan Muslim)
Abdullah bin Mas'ud ra memberikan penjelasan secara lebih gamblang tentang masalah tersebut tatkala ia menerangkan pengaruh mengingat dosa dan melalaikan kesalahan terhadap sikap seorang Muslim:
"Seorang Mukmin adalah yang melihat dosanya seperti seseorang yang sedang duduk di bawah gunung dan ia takut gunung itu akan runtuh menimpa dirinya. Akan tetapi, orang yang faajir (durhaka) adalah yang melihat dosanya sebesar lalat yang lewat depan hidungnya, kemudian mengatakan, "begini" (maksudnya ia halau dengan tangannya)." (HR. Bukhari)
Cenderung Kepada Dunia
Ada sebagian aktivis yang mengerti bahwa dirinya akan diuji dengan bahaya 'ujub, namun karena dia memiliki sifat cenderung kepda dunia dan tengah terlena dalam kenikmatanny, serta senantiasa mengundur-ngundurkan untuk segera bertobat, akibatnya penyakit 'ujubnya itu terus berkembang lebih fatal lagi menjadi penyakit 'ghuruur'. Faktor yang merangsang sikap seperti itu telah dijelaskan dalam al-Qur'an, yakni akibat dari sikap berlebihan dalam memandang kehidupan dunia. Firman Allah Ta'ala:
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ ﴿٢٠﴾
"Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah diantara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak. Seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur." (QS. al-Hadiid [57] : 20)
Firman-Nya yang lain:
وَاضْرِبْ لَهُم مَّثَلَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاء أَنزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاء فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ فَأَصْبَحَ هَشِيمًا تَذْرُوهُ الرِّيَاحُ وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ مُّقْتَدِرًا ﴿٤٥﴾
"Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia) bahwasanya kehidupan dunia ini bagaikan air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka tumbuh-tumbuhan di bumi menjadi subur karenanya, kemudian tumbuh-tumbuh itu menjadi kering dan diterbangkan oleh angin. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. al-Kahfi [18] : 45)
Firman-Nya yang lain:
إَنَّ الَّذِينَ لاَ يَرْجُونَ لِقَاءنَا وَرَضُواْ بِالْحَياةِ الدُّنْيَا وَاطْمَأَنُّواْ بِهَا وَالَّذِينَ هُمْ عَنْ آيَاتِنَا غَافِلُونَ ﴿٧﴾ أُوْلَئِكَ مَأْوَاهُمُ النُّارُ بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ ﴿٨﴾
"Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu, dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami. Tempat mereka itu ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan." (QS. Yunus [10] : 7-8)
Rasulullah shallahu alaihi wassalam bersabda:
"Celakalah budak dinar, celakalah budak dirham, celakalah budak perut, yaitu orang-orang yang jika diberi ia senang, namun jika tidak diberi ia murka, celakalah, dan terbalik. Jika tergores oleh ujung pedang ia membantah. Beruntunglah seorang hamba yang memegang tali kekang kudanya di jalan Allah, yang kusut rambutnya, berdebu kakinya, namun jika ia bertugas menjaga, ia tetap setia dalam tugasnya, jika ia meminta izin tidak diberi dan jika memohon pertolongan tidak ditolong." (HR. Bukhari)
Hasan al-Basri ra berkata, "Barangsiapa yang menyaingimu dalam masalah agama, maka saingilah dia, namun barangsiapa yang menyaingimu dalam masalah dunia hempaskanlah dunia ke lehernya." (Ihyaa Uluumuddin, al-Gazali). Wallahu'alam.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Lady Gaga, Salman Khan